Mendaki Gunung Ciremai, Jawa Barat

Lokasi    : Gunung Ciremai (3078 M)
Lewat     : Jalur Palutungan, Kuningan
Tanggal : 26-27 Juli 2008


Setelah lebih dari 10 tahun tidak mendaki, akhirnya tanggal 26-27 Juli 2008, aku mencoba mendaki lagi. Masih kuat nggak ya....?, itulah pertanyaan pertamaku. Untuk itu jalur yang dipilih adalah jalur Palutungan meskipun ini adalah jalur terpanjang dibanding dua jalur lainnya (Linggarjati dan Apuy) namun jalur ini landai dan tidak terlalu curam selain itu juga sekalian melepas rindu akan kenangan saat untuk pertama kali camping dengan Kang Dadang Hermana, Taten dan kawan-kawan di Palutungan.

Sabtu, 26 Juli 2008

Setelah semua personel tiba, pukul 07.30 WIB tim berangkat menuju Palutungan. Selang beberapa jam kemudian, kami tiba di lokasi Bumi Perkemahan Palutungan di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan di ketinggian 1100 mdpl. Pukul 10.00 WIB kami melakukan persiapan untuk mendaki antara lain pembagian regu. Regu I ada Aku, Dulaji, Taten, Budi dan Dadang Sopandi. Sedang di regu II ada Dadang Hermana, Ramdani, Teguh, Jemi dan Iyan.


Seperti biasa, perjalanan menuju Pos I akan menjadi perjalanan yang sangat melelahkan. Perjalanan diawali membelah hutan pinus, kemudian menyusuri perkebunan penduduk. Karena melintasi perkebunan penduduk yang terbuka, perjalanan menjadi sangat melelahkan karena harus berjalan di bawah panas terik.


Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, akhirnya pukul 12.45 WIB sampai juga di Pos I (Blok Cigowong). Cigowong terletak di ketinggian 1450 mdpl. Di sini terdapat sungai kecil sehingga pendaki dapat menyiapkan persediaan air sebanyak mungkin karena kita tidak akan menemui lagi sumber air hingga puncak. Tempat ini juga biasa digunakan sebagai tempat berkemah.


Sambil menunggu Regu II tiba kami beristirahat sambil menyiapkan makan siang. Regu II pun tiba, kami lalu makan siang bersama. Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan. Selepas Cigowong lintasan masih landai dan melewati Blok Kuta (1.690 mdpl.) sebelum akhirnya kami sampai di Pos II (Blok Pangguyangan Badak).
Pangguyangan Badak merupakan area yang berada di ketinggian 1.800 mdpl. Di daerah ini terdapat puing-puing bangunan tua. Istirahat sejenak lalu kami meneruskan perjalanan menuju Pos III (Blok Arban). Untuk sampai di Blok Arban perlu waktu sekitar 30 menit dengan lintasan yang mulai menanjak. Blok Arban berada diketinggian 2.030 mdpl dengan area cukup datar dan teduh yang cukup untuk mendirikan dua hingga tiga tenda.
Perjalanan dilanjutkan, lintasan mulai menanjak dan sekitar 2,5 jam akan sampai di Pos V (Tanjakan Asoy) di ketinggian 2.108 mdpl. Tempat ini berupa tanah datar berukuran yang cukup luas. Selepas dari sini lintasan berupa tanjakan setapak yang cukup curam. Setelah melalui tanjakan yang melelahkan akhirnya pukul 17.04 WIB kami tiba di Pos V di Blok Pesanggrahan (2.450 mdpl) . Cukup lama kami beristirahat di sini sambil menunggu rombongan Regu II.
 
Karena tidak ingin kemalaman di jalan, akhirnya kami putuskan untuk bertemu dan berkemah di Gua Walet. Selepas dari Pasangrahan, kami mulai memasuki kawasan yang ditumbuhi cantigi dan edelweiss hingga di Pos VI di Blok SangHyang Ropoh (2.590 mdpl). Lintasan ini akan sangat licin jika hujan turun. SangHyang Ropoh terletak di daerah yang datar dan terbuka.


Selepas pos VI lintasan masih curam dan licin, dengan tanah berwama kuning mengandung belerang. Diperjalanan kita akan menemui pertigaan yang berasal dari jalur Apuy, Majalengka. Tak lama berselang, langitpun mulai gelap. Karena senter di bawa oleh Dulaji dan Jemi yang sudah berada di depan, akhirnya aku dan Dadang Sopandi berjalan merayap tanpa senter. Akhirnya sampai di pertigaan yang mengarah ke Gua Walet dimana Dulaji dan Jemi sudah menunggu di sana. Jika siang hari kita akan dapat melihat pada sisi kanan lintasan terdapat Kawah Gua Walet (2.925 mdpl) yang sering digunakan untuk bermalam dan berlindung dari cuaca buruk. Kami pun akhirnya menuju ke Gua Walet untuk bermalam. Untuk sampai ke sana harus hati-hati, karena kita akan menuruni tebing yang cukup terjal. Kami tiba di Gua Walet pukul 18.34 WIB, sedangkan regu II, terpecah menjadi tiga kelompok dan kelompok terakhir tiba di Gua Walet pukul 21.48 WIB.

Minggu, 27 Juli 2008

 

Goa Walet merupakan mulut gua yang besar namun dalam tidak terlalu luas. Konon Gua Walet ini adalah bekas letusan. Tak jauh dari mulut gua terdapat sumur Gonggo yang berisi air dari tetesan dinding atas gua. Kita bisa mengisi air dari sini walaupun intensitas air sangat kecil. Dari Gua Walet, untuk sampai di puncak Ciremai (Puncak Sunan Cirebon) diperlukan waktu kurang lebih setengah jam. Perjalanan menuju puncak cukup melelahkan, tapi keinginan untuk sampai puncak mengalahkan segalanya. Sesampainya di puncak kita dapat menikmati indahnya pemandangan dua kawah kembar yang berdampingan.

Di puncak ini terdapat sebidang lapang yang menurut informasi biasa buat upacara bendera 17 Agustus. Kawah Ciremai sendiri memanjang atau bisa dikatakan ada dua kawah dan untuk mengelilinginya butuh waktu sekitar 1,5 jam. Dari puncak Ciremai kita bisa melihat Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa tengah.



Untuk mengitari kawah ini diperlukan waktu kira-kira satu setengah jam. Selain itu, pendaki juga dapat menyaksikan ke arah barat indahnya kota Majalengka, ke arah utara panorama kota Cirebon dan Laut Jawa, serta dari kejauhan ke arah timur tampak Gunung Slamet yang tertutup awan. Di pagi hari pada bulan-bulan tertentu sunrise akan muncul tepat dari puncak gunung Slamet. 

Setelah puas menikmati keagungan ciptaan Allah dari tanah tertinggig di Jawa Barat ini, kami bergegas turun kembali ke Gua Walet untuk mengambil perbekalan yang sengaja kami tinggal di sana. Sampai kembali di Gua Walet pukul 09.15 WIB, kami langsung berkemas.



Pulul 09.50 WIB kami meninggalkan Gua Walet. Pos demi pos kami lewati, dan tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.14 WIB saat kami tiba di Pos Pangguyangan Badak.



Perjalanan diteruskan sampai Pos Cigowong. Di sini kami beristirahat sambil membersihkan diri dan shalat sambil menunggu Regu II tiba. Setelah 1,5 jam menunggu akhirnya kami melanjutkan perjalanan menuju Bumi Perkemahan Palutungan sebagai tempat berkumpul kami di bawah.


0 Responses
  • CO2 in Atmosphere



    Followers