Cibunar, Kuningan

Lokasi : Blok Cibunar, Linggarjati, Kuningan

Tanggal : 16-18 Agustus 1999





Senin, 16 Agustus 1999

Tanpa diduga sebelumnya, maghrib itu Tri Bagyo datang ke rumahku mengajak untuk naik gunung Ciremai. Sebetulnya acara dadakan seperti ini bukan suatu yang aneh bagiku. Namun untuk mendaki gunung Ciremai di malam tujuh belas agustus seperti ini, rasanya bagiku kok kurang nikmat. Karena pada malam seperti itu, para pendaki dari segenap penjuru akan memadati gunung Ciremai. Sepanjang jalan, baik naik maupun turun akan tercipta antrian yang panjang sekali. Belum lagi debu-debu yang beterbangan semakin menyiksa selama perjalanan. Akhirnya dengan pertimbangan di atas, diputuskan untuk berkemah saja. Kebetulan saat itu Nasir (Kuncer) dan Bukhori juga setuju untuk ikut.

Pukul 20.00 WIB, kami baru start dari rumah. Setelah membeli beberapa perbekalan dari warung yang ditemui, lalu kami menuju lokasi perkemahan di Cibunar, Kuningan. Sesampainya di Pos Lapor, ternyata meskipun sudah malam namun antrian pendaki yang akan mendaki masih banyak juga. Mereka terdiri dari pria dan wanita dari berbagai golongan umur dan daerah tampah tumpah ruah di sana.

Setelah berjalan kurang lebih 1,5 km dari Pos Lapor, akhirnya sampai juga di daerah Cibunar. Suatu tempat yang dijadikan sebagai Pos I bagi para pendaki Gunung Ciremai, karena di tempat inilah terdapat satu-satunya sumber mata air sepanjang perjalanan pendakian melalui jalur Linggarjati.

Suasana di Cibunar juga ramai tak ubahnya seperti sedang diadakan pasar malam di sana. Karena datang sudah malam, maka kami hanya dapat tempat untuk mendirikan tenda di pinggiran dan jauh dari mata air. Malam itu kami lalui dengan berbincang dengan teman-teman dari tenda sebelah yang jaraknya hanya dua langkah kaki, karena demikian ramai dan padatnya.



Selasa, 17 Agustus 1999

Kami masih asyik berbincang ketika lamat-lamat terdengar suara adzan shubuh. Kami segera berbenah dan melaksanakan shalat shubuh. Pagi harinya tak ada kegiatan apa-apa, sayang mestinya bisa diadakan koordinasi untuk mengadakan sekedar upacara sederhana untuk merayakan hari kemerdekaan kita. Menjelang siang sudah banyak orang yang meninggalkan Cibunar untuk kembali ke rumah masing-masing. Kami memutuskan meninggalkan Cibunar sore hari. Namun saat sore hari tiba, karena dirasa kurang puas berkemah di Cibunar, akhirnya kami memutuskan untuk tinggal semalam lagi dengan resiko bolos dari kerja dan pindah lokasi berkemah.

Malam ini terasa sepi dan merasa benar-benar berkemah di hutan, tidak seperti kemarin malam yang selalu riuh. Untuk menghangatkan tubuh di malam hari seperti biasa kita nyalakan api unggun dengan ditemani teh manis atau kopi hangat dan makanan ala kadarnya sambil bersenda gurau untuk menepis dinginnya udara di Cibunar ini. Tak lama kemudian kami masuk ke dalam tenda untuk tidur.




Rabu, 18 Agustus 1999

Pagi hari udara terasa sangat segar di sini. Setelah shalat dan membersihkan diri langsung membuat sarapan dan minuman. Puas menikmati udara Cibunar pagi itu, kami segera berkemas untuk pulang.







  • CO2 in Atmosphere



    Followers