Bahaya Plastik, Pelajari Sebelum Terlambat

Kita kadang sayang untuk membuang dan memilih menggunakan kembali botol bekas air mineral yang kita beli. Biasanya botol kemasan itu tidak kita gunakan lagi setelah botolnya terlihat kusam dan bentuknya sudah tak beraturan. Kebiasaan mengisi ulang botol air mineral itu mungkin dilakukan oleh jutaan penduduk Indonesia. Apakah anda juga termasuk dalam kategori ini? Jika ia, sebaiknya segera hentikan, karena botol seperti itu hanya untuk sekali pakai.

Produk plastik yang dimaksud bukan hanya botol plastik air mineral yang banyak beredar di pasaran, tetapi juga plastik wadah makan, penutup makanan, hingga botol susu untuk buah hati kita. Plastik banyak dipergunakan karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik yang seperti apa yang aman untuk kita pakai.

Jika kita perhatikan, setiap kali kita membeli benda atau barang yang terbuat dari plastik, di pastikan akan ada kode yang tertera, biasanya kode ini di letakkan di
bagian bawah benda/barang tersebut. Simbol atau kode itu dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry sejak tahun 1988 di Amerika Serikat dan telah diadopsi oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).

Melalui kode tersebut kita bisa tahu apakah plastik tersebut aman atau berbahaya bagi kesehatan bila kita gunakan. Kode ini berbentuk seperti segitiga dengan tanda panah dan ada tulisan/kode di bawahnya. Dari tulisan itulah kita tahu jenis plastik yang kita gunakan, dengan contoh dan penjelasan sebagai berikut:

  • Kode 1 atau PET/PETE
Kode 1 atau PET/PETE (Polyethylene Terephthalate) direkomendasikan hanya sekali pakai. Biasanya banyak dipakai untuk botol kemasan air mineral, botol minyak goreng, jus, botol sambal, botol obat dan botol kosmetik. Kemasan dengan kode 01 umumnya bercirikan berwarna bening atau jernih (transparan), semakin lama isinya berada di dalam kemasan tersebut maka kandungan kimia yang terlarut semakin banyak pula, apalagi jika digunakan untuk menyimpan air hangat akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol akan meleleh dan menghasilkan zat bernama Karsinogenik (jika dikonsumsi dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker).
    Jika anda membeli air mineral di jalanan dan rasanya sudah berasa sesuatu (biasanya karena terlalu lama terkena panas matahari) lebih baik segera hentikan mengkonsumsinya. Ciri fisik plastik tipe PET adalah keras dan mengkilat, jika dibakar akan menimbulkan bau buah atau manis.
    • Kode 2 atau HDPE
    Plastik dengan kode 2 atau HDPE (High-density Polyethylene) direkomendasikan juga hanya sekali pakai. Biasanya digunakan untuk botol obat, jerigen pelumas, botol kosmetik dan lainnya. Ciri fisiknya berwarna putih susu, buram, terasa keras dan tidak mengkilat, jika dibakar akan berbau wax.

    Bahan plastik ini memang dapat mencegah terjadinya reaksi kimia dengan makanan/minuman yang dikemasnya, tetapi seiring waktu pelepasan senyawa antimoni trioksida dapat terus meningkat. Jadi lebih baik jangan digunakan terlalu lama / sering tipe plastik berkode 2 ini.
    • Kode 3 atau V
    Plastik dengan kode 3 atau V (Polyvinyl Chloride / PVC) merupakan zat yang paling berbahaya dan sulit didaur ulang, biasanya dipakai untuk selang air, pipa bangunan, mainan, taplak meja dari plastik, plastic pembungkus (cling wrap), botol shampo dan lain-lain. Ciri fisiknya lebih lunak dibanding plastik lainnya dan mengkilat, jika dibakar akan menimbulkan bau klorin. Jangan membungkus makanan yang panas dan berminyak dengan plastik tipe ini, karena berpotensi berbahaya untuk ginjal dan hati.

      
    • Kode 4 atau LDPE
    Plastik dengan kode 4 atau LDPE (Low-density Polyethylene), tipe plastik ini baik untuk menyimpan makanan. Ciri fisiknya lunak dan fleksible, jika dibakar akan menimbulkan bau wax, biasanya digunakan untuk kantong kresek, tutup plastik, plastik pembungkus daging baku, dan berbagai macam plastik tipis lainnya.

    • Kode 5 atau PP
    Plastik berkode 5 atau PP (Polypropylene atau Polypropene), adalah bahan terbaik untuk tempat makanan dan minuman. ciri fisiknya adalah mengkilat, transparan tetapi tidak jernih atau berawan. Biasanya digunakan untuk gelas plastik, tutup botol, botol susu, botol minuman, mainan anak, dan lain-lain. Jadi carilah produk plastik yang menggunakan kode 05 untuk menyimpan makanan atau minuman anda.

    • Kode 6 atau PS
    Plastik berkode 6 atau jenis PS (Polystyrene), jika makanan berminyak dipanaskan dalam wadah ini menghasilkan zat bernama styrene yang dapat berpindah ke dalam makanan, styrene juga bisa dihasilkan oleh asap rokok dan asap kendaraan, zat ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kanker, menggangu kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yg berakibat pada masalah reproduksi, menggangu pertumbuhan dan sistem syaraf. Bahan bertipe ini juga sulit didaur ulang.

    Biasanya digunakan untuk kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas plastik atau tempat makanan dari styrofoam dan tempat makanan plastik transparan. jangan sekali-kali menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan yang panas. Bahan ini harus di hindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan Styrofoam termasuk China.

    • Kode 7 atau Other (O)
    Plastik berkode 7 atau Other (O), dan jenis plastik lainnya selain dari nomor 1 – 6. Plastik tipe ini termasuk Polycarbonate yang mengandung Bisphenol-A yang berpotensi merusak system hormon juga berbahaya bagi tubuh. Tetapi ada juga bahan yang baik untuk lingkungan karena dapat diurai yang disebut bioplastik yang terbuat dari tepung jagung, kentang, atau tebu. Lebih baik hindari botol susu bayi atau alat makan untuk bayi yang menggunakan kode 7.

    Mengingat bahayanya yang terkandung dalam plastik, sudah saatnya kita harus bertindak bijak dalam penggunaan plastik, masih banyak sekali barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau anda ragu lebih baik tidak membeli. Kalaupun barang bersimbol lebih mahal, harga tersebut lebih berharga dibandingkan kesehatan keluarga kita.

    Pada akhirnya, hindari penggunaan plastik apapun di Microwave. Gunakan bahan keramik, gelas atau pyrex sebagai gantinya. Hindari juga membuang sampah plastik terutama yang mengandung Bisphenol-A sembarangan karena bahan tersebut pun bisa mencemari air tanah yang pada akhirnya pun bisa mencemari air minum banyak orang.

    Semoga informasi ini bermanfaat.


    Pakai LED TV, Benarkah Lebih Hemat Energi?

    Salah satu jargon yang selalu diusung oleh produsen TV yang menggunakan layar LED (light emitting diode) adalah soal hemat energi. Diklaim, LED TV merupakan jenis televisi yang paling hemat dibandingkan dengan televisi lain yang beredar saat ini, mulai TV tabung, plasma, maupun LCD (liquid crystal display). Benarkah demikian?

    Dilihat dari sudut pandang teknologinya, menurut ahli elektronika dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Masyuri, teknologi TV LED memang jauh lebih hemat. "Penghematan dayanya bisa sangat signifikan," katanya.

    Jika dibandingkan dengan TV tabung, LED mampu menghemat daya
    hingga 50 persen. Sementara, jika dibandingkan dengan LCD TV, LED TV bisa menghemat daya 20-30 persen. Hal itu disebabkan LED TV menggunakan pencahayaan dari LED yang mengkonsumsi daya lebih rendah.

    Namun, Masyuri mengatakan bahwa konsumsi energi LED TV tidak bisa begitu saja dibandingkan secara mutlak. Tren yang berkembang di masyarakat seputar pemilihan ukuran televisi juga perlu dilihat. Sekarang, kalau orang membeli LED TV, mereka memang membeli yang berukuran besar.

    "Nah, sekarang dilihat kalau membeli LED TV ukuran 42 inci, ini kan konsumsi energinya hampir sama dengan TV tabung ukurang 14 inci, bahkan mungkin lebih. Jadi, LED TV ini bisa cuma perubahan tren orang saja dalam memilih televisi," lanjutnya.

    Selain itu, harga TV LED pun masih lebih mahal ketimbang televisi jenis lainnya. Namun, hal tersebut akan terbayar dengan kualitas gambar yang lebih cemerlang. Dengan LED, detail gambar bisa lebih bagus daripada jenis televisi lainnya.

    Masyuri menekankan, hal yang terpenting dalam memilih televisi adalah melihat informasi yang tertera di kemasan televisi, utamanya adalah soal daya yang dibutuhkan. Masyuri juga menekankan perlunya menggunakan televisi secara efektif, misalnya dengan mematikannya bila tak ditonton.

    Sumber
    KOMPAS.com

     
     
    EARTH HOUR, BUKTI CINTA PADA BUMI
    "Saatnya beraksi !!! Mari ubah dunia dalam satu jam. Dengan sebuah aksi kecil kita dapat membawa suatu perubahan besar."

    Earth Hour - Proudly Committed
    Mari ubah dunia dengan satu jam tanpa listrik, itulah konsep yang diusung inisiatif perubahan iklim global WWF Earth Hours. Melalui Earth Hour, setiap individu diajarkan bahwa upaya peduli lingkungan dapat bermula dari sebuah langkah sederhana dengan mematikan lampu selama satu jam. Setiap tahun, menjelang bulan Maret mungkin kita sering mendengar atau membaca tentang EARTH HOUR. Lalu apa sih EARTH HOUR itu sendiri?

    Apa itu EARTH HOUR ?

    Gagasan Earth Hour berawal dari kampanye kolaborasi sebuah organisasi nirlaba World Wildlife Fund (WWF) bersama berbagai media di Australia. Semua sudah kenal dengan WWF kan? Itu lho sebuah organisasi konservasi terbesar di dunia yang terkenal dengan logo Pandanya. Ide pertama yang muncul adalah mengajak penduduk Sydney Australia untuk mematikan lampu yang tidak penting selama 1 jam dengan tujuan mengurangi efek gas rumah kaca di kota tersebut sebanyak 5%.

    Kabar tentang keberhasilan Earth Hour perdana (tahun 2007) di Australia itu kemudian terdengar di seluruh dunia, sehingga menarik banyak negara lain untuk kemudian turut serta dalam Earth Hour 2008. Mereka mengajak individu, praktisi bisnis, pemerintah, dan sektor publik lainnya di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan perangkat listrik lainnya selama 60 menit dalam waktu bersamaan serempak diseluruh dunia.



    Dalam peringatan Earth Hour tahun 2008, tercatat lebih dari 30 negara turut berpartisipasi. Dan hingga tahun 2010, terdapat total 128 negara yang turut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan Earth Hour serta menyelenggarakannya secara serempak. Indonesia menjadi salah satu negara peserta yang turut beraksi dalam Earth Hour tersebut sejak tahun 2008.

    Kapan EARTH HOUR tahun 2011 dilaksanakan ?

    Keberhasilan kampanye ini diharapkan agar dapat diadopsi oleh masyarakat, komunitas, bisnis, serta pemerintah lain di seluruh dunia sehingga seluruh warga dunia dapat membantu menunjukkan bahwa sebuah aksi individu yang mudah sekalipun bila dilakukan secara massal akan membuat kehidupan kita di bumi menjadi lebih baik.

    Earth Hour tahun ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Maret 2011. Tetap dengan ide yang sama, mematikan lampu dan perangkat listrik di rumah selama 60 menit. Earth Hour juga mengajak seluruh penduduk dunia untuk mulai berfikir dan bertindak dalam menyelamatkan dunia.

    Bagaimana di Indonesia ?

    Lima kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogja, dan Bali turut serta dalam EARTH HOUR tahun 2010 kemarin. Bagi Jakarta, ini untuk kedua kalinya berpartisipasi dan ikut memadamkan lampu di lima ikon kota, yaitu Bundaran HI dengan air mancurnya, Monas dengan air mancur menarinya, Gedung Balaikota, Patung Pemuda serta Air Mancur Patung Arjuna Wiwaha. Dan untuk tahun ini kegiatan di Indonesia masih dipusatkan di Jakarta.

    Kenapa Jakarta ?

    Karena berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008, DKI Jakarta dan Tangerang mengkonsumsi sebesar 29.605 GWH atau 23% dari total konsumsi listrik Indonesia atau sama dengan 26,4 juta ton CO2 (Riset DJLPE 2004-2006 tentang emisi CO2 dari produksi listrik: 0,891/MWh)

    Kenapa harus mematikan listrik?

    Ya, kenapa mesti mati’in lampu? Ide mematikan lampu di Earth Hour bertujuan untuk mengurangi kadar pemanasan global yang salah satunya disumbang oleh penggunaan perangkat listrik sehari-hari yang ada di rumah kita. Selain itu, dengan mematikan listrik, diharapkan konsumsi energi listrik di seluruh dunia dapat sedikit ditekan sehingga menghemat energi yang ada di dunia.
    Tepat sekali, dengan mematikan lampu-lampu dan alat elektronik yang tidak terpakai selama 1 jam, kita dapat memberikan kontribusi kepada penghematan listrik di Jakarta. Apabila 10% saja penduduk Jakarta berpartisipasi dalam EARTH HOUR, maka Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar 300MWh.

    Semakin banyak yang berpartisipasi, maka semakin banyak penghematan yang didapat. Dan tahukah anda, dengan penghematan di atas, itu artinya setara dengan :
    1. Mematikan 1 pembangkit listrik 
    2. Menghemat 267,3 ton CO2
    3. Menghemat lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya) 
    4. Persediaan O2 untuk lebih dari 535 orang (1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidupnya)
    5. Apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ = menghemat hingga Rp 216.600.000,-
    Sebuah “usaha kecil” yang tentu “tidak kecil” bila dilaksanakan secara massal. Aksi kecil yang dapat membawa suatu perubahan besar. Semoga gerakan simbolis ini dapat berujung pada perubahan gaya hidup hemat energi dalam jangka panjang. Mari ubah dunia dalam satu jam

    Saatnya beraksi! Tunjukkan apa yang akan dan sudah dilakukan sebagai bukti dukungan kita terhadap upaya memerangi perubahan iklim.

    Nah, sekarang tahu kan kenapa setiap orang harus ikut mesukseskan EARTH HOUR 2011? Tunjukkan bahwa kamu peduli perubahan iklim. Masih ragu untuk ikut mematikan lampu selama 60 menit? Weleh..weleh..., apa susahnya sih untuk mematikan lampu sejenak, lagian hanya satu jam kok....!

    • CO2 in Atmosphere



      Followers